SUBANG- Puluhan Massa yang
tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten
Subang menggelar aksi unjuk rasa terkait refleksi hari sumpah pemuda ke-84 di
Kantor DPRD Subang, Senin/ 29/10/2012.
Dalam aksi itu mereka melakukan
aksi teatrikal dengan membawa "pocong" yang disimbolkan sebagai
bentuk tewasnya nurani para Pejabat dan Aparat pemerintahan. Selain itu mereka
juga meneriakkan yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD dan menggelar tahlilan
dengan kalimat “Laa Ilaaha Illallah, DPRD musuh Allah”.
Mereka menilai, DPRD yang
befungsi sebagai pengontrol jalannya birokrasi, sudah gagal dalam menjalankan
tugasnya dalam mensejahterakan rakyat. massa menuntut para elit pemerintah itu
bertanggung jawab atas nasib yang iderita rakyat.
"Rakyat hari ini tidak butuh
bargain pollitik apapun, pembangunan harus segera dilakukan apapun
alasannya," kata Ketua Umum PMII Subang Ade Mahmudin.
Dalam aksi "Refleksi Hari
Sumpah Pemuda ke-84" itu mereka menuangkan sikapnya dalam 4 tuntutan,
yakni lembaga pemerintahan untuk taat konstitusi kembali ke jiwa sumpah pemuda,
dan menyediakan lapangan pekerjaan layak untuk pemuda.
Selain itu, mereka juga mendesak
segera menuntaskn RAPBD untuk merealisasikan pembangunan dan pro rakyat serta
tindak tegas oknum parat yang melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa
dan pemuda.
Setelah menggelar aksi di DPRD,
massa melanjutkan aksinya dengan konvoi menuju Polres Subang. Aksi ini sebagai
bentuk solidaritas terhadap insiden yang dialami kader-kader PMII Kota Banjar
yang menjadi korban refresifitas aparat polres kota banjar.
Dalam aksinya mereka menuntut dan
mengutuk keras
tindakan represif-kekerasan aparat polres Banjar terhadap massa aksi PMII Kota
Banjar. Mereka juga menuntut kepada Kapolres Banjar untuk meminta maaf kepada
PMII Kota Banjar dengan dimuat pada media lokal dan nasional selama 7 hari
berturut-turut.
“Saya menuntut
kepada Polda Jabar untuk mencopot Kapolres Kota Banjar selaku penanggung jawab
aparat setempat yang secara langsung melakukan pembiaran atas aksi kekerasan
yang dilakukan bawahannya juga menuntut kepada Kapolres Subang untuk mendukung
tuntutan kami diatas. Perilaku polres Banjar secara jelas gagalnya institusi
polri dalam transformasi kepolisian dalam melakukan reformasi. Lebih baik
bubarkan saja institusi kepolisian dan diganti dengan pramuka”. Pungkas Ade.