Dalam aksinya mereka membentangkan atribut di depan gedung DPRD, Jalan Dewi Sartika Subang. Kedatangan mereka mengejutkan anggota DPRD dan pejabat setempat yang hendak melakukan rapat paripurna lanjutan soal KUA-Perubahan.
Pengunjuk rasa menolak rencana Pemkab Subang yang hendak megajukan pinjaman sebesar Rp24,5 miliar untuk menutupi defisit anggaran 2011.
"Subang yang kaya dengan sumber daya alam seharusnya dapat memakmurkan rakyat, ironisnya saat ini malah mengalami defisit. Ini ironis, ini lucu, ini konyol," tegas kordinator aksi Ade Mahmudin, Selasa (8/11/2011).
Rencana pinjaman, kata Ade, berjalan sebaliknya dari yang seharusnya dilakukan pemerintah. Dia menegaskan di saat ribuan warga Subang menjerit kelaparan, rakyat dipaksa membayar utang tersebut.
"Mereka yang menikmati uang rakyat, bahkan mungkin mengkorupnya. Tetap rakyat yang harus menanggung risiko dan membayar utang tersebut," tandasnya.
Aksi massa yang semula digelar di depan pintu masuk DPRD, berhasil diredam setelah ada komunikasi antara pimpinan DPRD dengan pengunjuk rasa. Belasan aktivis sepakat menghentikan orasinya dan mengikuti rapat paripurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar