SUBANG - Ribuan massa Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Subang berhamburan turun ke jalan untuk ikut menyambut dan mengibarkan bersama-sama bendera merah putih dan bendera NU saat mengikuti Kirab Resolusi Jihad NU 1945, kamis (24/11).
Antusiasme warga NU ini begitu sangat besar dalam menyambut kibaran bendera-bendera itu disepanjang jalan Pantura, Pamanukan. Bahkan salah seorang diantara ribuan warga NU, Kosim (29) mengungkapkan kepada RAKA akan rasa haru bahkan sampaikan meneteskan air matanya saat menyambut rombongan Kirab Resolusi Jihad NU yang diiringi gema shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
“jujur, saya sangat terharu saat melihat rombongan Kirab Resolusi Jihad ini. Karena, hal ini menyimpan sebuah makna filosofis bahwa perjuangan yang dibangun oleh para Ulama terdahulu sangat mempengaruhi akan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta terus berkomitmen terhadap cita-cita kemerdekaan Bangsa ini,” demikian diungkapkan Kosim.
Kegiatan Kirab Resolusi Jihad NU ini dihadiri oleh beberapa unsur dari Pengurus Besar NU beserta beberapa Badan otonomnya seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Fatayat NU, dan Sarbumusi. Serta dimeriahkan juga dengan dihadirkannya artis nasional Gita KDI.
Rombongan Kirab Resolusi Jihad yang sebelumnya singgah di PC NU Indramayu ini disambut langsung oleh Koordinator Daerah (Korda) Kirab Resolusi Jihad Kabupaten Subang, Asep Nurhasan dengan diarak oleh kesenian khas Subang sisingaan mulai dari jalan pantura menuju lokasi panggung dihalaman Masjid Al-Mukhlisin, Pamanukan dan disambut dengan kesenian Jaipong serta drum band yang diperagakan oleh siswa siswi SMK Darul Ma’arif Pamanukan.
Prosesi serah terimapun langsung dilakukan antara Korda Kirab Resolusi Jihad Kabupaten Indramayu, yang dipimpin oleh H. Ilik dan diterima oleh Unsur Mustasyar PC NU Kabupaten Subang, KH. Tasrifin AS.
Asep Nurhasan menuturkan bahwa disamping sebagai ajang shillaturrahim dengan kader-kader NU, Kirab Resolusi Jihad ini dimaksudkan untuk mencoba membedah kembali kesadaran masyarakat bahwa peran Ulama dan santri dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Ulama dan santri punya peran besar dalam memperjuangkan keutuhan bangsa ini. Pengorbanan mereka sangat luarbiasa sehingga mampu menggoreskan tinta sejarah hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 1945 disurabaya. Makanya, Surabaya menjadi kota pemula pemberangkatan rombongan Kirab Resolusi Jihad NU yang kemudian
menyambangi setiap daerah-daerah yang yang ahirnya sekarang tiba di Subang,” demikian dikatakan Asep.
Dalam orasi kebangsaan yang disampaikan oleh Koordinator Nasional (Kornas) Kirab Resolusi Jihad NU, KH Imam Nahrowi menuturkan bahwa sejarah itu harus benar-benar dibuka dan jangan ditutup oleh siapapun.
“Dengan resolusi jihad ini kita mengabarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya jawa dan pantura bahwa ada peran sejarah yang sangat luar biasa dari para Ulama NU yang terlupakan oleh bangsa ini. Jika kita lihat di buku-buku sejarah peranan para Ulama NU tidak ada ada. Padahal mereka adalah penopang utama lahirnya hari pahlawan 10 November 1945. Nah, ini yang akan kita kabarkan bahwa peran Ulama itu harus dibuka kembali agar masyarakat dan kaum muda harus tahu terhadap peran Ulama NU itu,” ungkapnya.
Setelah di Subang, lanjut Nahrawi Kirab Resolusi Jihad ini akan dilanjutkan ke Karawang, Bekasi, dan kemudian terakhir finish di Tugu Proklamasi Jakarta pada hari jum’at (hari ini). Dan sebelum acara Kirab resolus Jihad ini ditutup, ribuan massa yang hadir melakukan
penggalangan tanda tangan sepanjang seratus meter sebagai dukungan mereka terhadap Almarhum Abdurrahman Wahid (Gusdur) untuk menjadi pahlawan nasional yang sampai saat ini, gelar pahlawan nasional itu belum diberikan kepada Mantan Presiden RI keempat itu.
"Penggalangan tanda tangan dukungan terhadap Gusdur untuk menjadi Pahlawan Nasional"
“Nanti kita akan menyerahkan bendera NU kepada Prof. DR Said Aqil Siraj Ketua Umum PBNU, dan selanjutnya akan menyerahkan bendera merah putih ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara sekaligus menyampaikan bahwa ada salam dari masyarakat Jawa dan Pantura yang mengharapkan sejarah Resolusi Jihad ini harus betul-betul masuk dalam Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi agar masyarakat bisa belajar dari resolusi jihad ini bahwa Ulama NU mempunyai peran besar untuk menopang kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kita juga akan memberikan sepanduk penggalanan tanda tangan yang diberikan oleh masyarakat sebagai dukungan terhadap Gusdur untuk menjadi pahlawan nasional,” pungkasnya. (ade)