Sekretariat: Jl. Rancasari Dalam Gg. Dukuh III No. 64 Pamanukan Subang / Jl. Dharmodiharjo No. 04, Sukamelang-Subang, 41211 E-mail: pcpmii.subang@gmail.com / Phone.087760803612-085222290806
Kamis, 29 Juli 2010
Demokrasi Indonesia dalam Paradoks
Lirik lagu-lagu gerakan Mahasiswa
DARAH JUANG
Disini Negeri Kami…
Tempat Padi Terhampar…
Samuderanya Kaya Raya…
Tanah Kami Subur Tuhan…
Di Negeri Permai Ini…
Berjuta Rakyat Bersimbah Luka…
Anak Kurus Tak Sekolah…
Pemuda Desa Tak Kerja…
Mereka Dirampas Haknya…
Tergusur dan Lapar…
Bunda Relakan Darah Juang Kami…
Untuk Membebaskan Rakyat…
(Darah Juang adalah sebuah lagu perjuangan mahasiswa Indonesia yang lahir semasa zaman Reformasi yang menumbangkan Rezim Orde Baru Suharto pada tahun 1998. Ia ditulis oleh 2 orang pemimpin aktivis mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, John Sonny Tobing dan Andi Munafat. Lagu ini popular sebagai lagu yang wajib dinyanyikan dalam setiap demonstrasi mahasiswa di seluruh Indonesia)
****
P E M B E B A S A N
Buruh, tani, mahasiswa, kaum miskin kota
Bersatu padu rebut demokrasi
Gegap gempita dalam satu suara
Demi tugas suci nan mulia
Hari-hari esok adalah milik kita
Terbebasnya masa rakyat bekerja
Terciptanya tatanan masyarakat
Demokrasi sepenuhnya
Marilah kawan, mari kita pekikkan
Di tangan kita tergenggam arah bangsa
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu tentang pembebasan
****
BURUH TANI
Buruh Tani Mahasiswa Rakyat Miskin Kota…
Bersatu Padu Rebut Demokrasi…
Gegap Gempita Dalam Satu Suara…
Demokrasi Sepenuhnya…
Hari-hari Esok Adalah Milik Kita…
Terbebasnya Masyarakat Pekerja…
Terciptanya Tatanan Masyarakat…
Indonesia Baru Tanpa ORBA…
Marilah Kawan Mari Kita Songsongkan…
Ditangan Kita Tergenggam Arah Bangsa…
Marilah Kawan Mari Kita Nyanyikan…
Sebuah Lagu Tentang Pembebasan…
Di Bawah Kuasa Tirani…
Kutelusuri Garis Jalan Ini…
Berjuta Kali Turun Aksi…
Bagiku Itu Langkah Pasti…
****
DIAM
Mengapa Dia Diam, Mengapa Dia Diam…
Mengapa Semua Diam…
Lihat Penindasan, Ketidak Adilan…
Di Indonesia…
2x
Apa Perlu Kita Bangkitkan Bung Karno… (Tidak Perlu)
Apa Perlu Kita Bangkitkan Bung Hatta… (Tidak Perlu)
Apa Perlu Kita Bangkitkan Tomo… (Tidak Perlu)
Atau Kita…… Bergerak Sendiri…
****
TOTALITAS PERJUANGAN
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
- Reff :
Wahai kalian yang rindu kemenangan
Wahai kalian yang turun ke jalan
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta
Berjuanglah PMII
Marilah kita bina Persatuan 2X
Hancur leburkanlah angkara murka,
perkokohlah barisan kita…siap…
Reff.
Sinar api Islam kini menyala
Tekat bulat kita membara 2X
Berjuanglah PMII Berjuang
Menegakkan lalimat Tuhan
Berjuanglah PMII Berjuang 2X
Marilah kita bina Persatuan
Hancur leburkanlah angkara murka,
perkokohlah barisan kita…siap…
Reff.
Sinar api Islam kini menyala
Tekat bulat kita membara 2X
Berjuanglah PMII Berjuang
Menegakkan kalimat Tuhan
Hymne PMII
Tunas PMII
Tumbuh subur, tumbuh Subur
Kader PMII
Masa depan Kita rebut
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah, bersemilah
kaulah harapan bangsa
Bersemilah, Bersemilah
Tunas PMII
Tumbuh subur, tumbuh Subur
Kader PMII
Masa depan Kita rebut
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah, bersemilah
kaulah harapan bangsa
Mars PMII
Pendidikan ke-NU-an, Momentum untuk Berefleksi
Pendidikan dan pengkaderan NU merupakan momentum untuk membaca ulang gerak dari seluruh aspek organisasi NU. Dalam forum pendidikan dan pengkaderan, sejarah, tokoh, pemikiran, gerakan, dan cita-cita harus direfleksikan secara menyeluruh dan obyektif.
Demikian inti sari pengantar Pendidikan dan Pengkaderan NU yang disampaikan oleh Yahya Ma’shum (8/11). Dia juga menjelaskan forum-forum kecil seperti ini lebih efektif untuk berefleksi dari pada upacara seremonial yang gegap gempita.
Dalam kesempatan itu, Yahya berpendapat bahwa forum seperti ini adalah forum inagurasi “Menjadi NU”. Yahya menjelaskan, “Menjadi NU adalah proses menyadari ‘menjadi nahdliyin’ melalui transfer ilmu pengetahuan secara utuh, kritis, dan berkesinambungan.”
“Setelah mengikuti pendidikan, Anda akan naik pangkat, dari ‘Sebagai NU’ menuju ‘Menjadi NU,” ujar Wakil Ketua PP Lakpesdam NU itu. “Sebagai NU’ adalah nahdliyin yang takdir, karena orang tuanya NU, atau karena pernah mesantren. ‘Sebagai NU adalah realitas sosial yang tidak bisa ditolak. Sementara ‘Menjadi NU’ momentum untuk menyadari ke-NU-an dalam dirinya,” kata aktifis PMII tahun 70-an ini menjelaskan.
Sementara itu, di sela-sela kesibukannya memfasilitasi forum tersebut, Helmy Ali menjelaskan bahwa pendidikan ke-NU-an ini didasari dengan kritisisme. Sehingga, hasil dari forum ini adalah kader yang berpihak, bukan kader yang militan.
Selasa, 27 Juli 2010
PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS DIRI BANGSA INDONESIA YANG MEMPUNYAI NILAI DAN MORAL YANG BAIK
Sebagai bangsa Indonesia, kita berkeyakinan bahwa pancasila yang kini menjadi dasar Negara, adalah falsafah Negara, pandangan hidup dan sebagai jiwa bangsa.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dapat dijadikan dasar dalam motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar dapat berdiri dengan kokoh.
Selain itu, pancasila sabagai identitas diri bangsa akan terus melekat pada di jiwa bangsa Indonesia. Pancasila bukan hanya di gali dari masa lampau atau di jadikan kepribadian bangsa waktu itu, tetatapi juga diidealkan sebagai kepribadian bangsa sepanjang masa.