Tujuan PMII

Tujuan PMII
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Rabu, 26 Desember 2012

PMII Subang Menolak Rencana Pengadaan Mobil Dinas Baru DPRD Subang





SUBANG, - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Subang melakukan aksi penolakan terhadap rencana pembelian mobil dinas baru untuk DPRD Kabupaten Subang. Jum'at (21/12/20.

Aksi yang diawali berjalan kaki sambil mendorong sepeda motor sebagai simbol penolakan, massa kemudian dilanjutkan dengan membakar ban bekas di depan Kantor DPRD, sambil terus melakukan orasi penolakan atas rencana pembelian mobil dinas baru.

"Kami PMII Cabang Subang menolak keras atas adanya rencana pembelian mobil dinas baru untuk anggota Dewan. Harusnya anggota dewan mengetahui bagaimana kondisi masyarakat kecil yang menjadi korban atas kebijakan yang salah dan tidak pro rakyat," teriak Orator Aksi Abdun Nasir.

hal ini, tambah Nasir jelas menunjukan ketidak berpihakan anggota dewan terhadap pembangunan Kabupaten Subang, karena harusnya DPR bisa mewakili rakyat bukan malah memikirkan kepentingan sendiri.

"DPRD Subang telah menyakiti rakyat, mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan masyarakat," ujarnya.

Menurut Koordinator Aksi, Toto Taufiq Munajat, anggota DPRD Subang tidak pantas menjadi wakil rakyat, sudah terlalu banyak penghianatan yang dilakukan oleh DPR, mulai dengan mengeluarkan kebijakan yang tidak pro rakyat sampai dengan selalu mengedepankan kepentingan pribadi. "Oleh karena itu Kami menolak rencana pembelian mobil dinas baru untuk anggota Dewan," ujarnya.

Orasi yang dilakukan oleh PMII semakin memanas ketika tidak ada satupun anggota Dewan yang menemui mereka, untuk menyampaikan bagaimana tanggapanya. Merasa jengkel karena tidak diperhatikan, massa aksi menyandera salah satu mobil berflat merah yang terparkir di halaman parkir DPRD Subang. kemudian menerobos masuk ke gedung DPRD dan melakukan penggeledahan ruangan fraksi satu persatu untuk bisa meminta pandangan anggota dewan atas rencana pembelian mobil dinas baru itu.





Hasil penggeledahan tidak ada satu pun anggota dewan yang ditemui, akhirnya puluhan massa itu membubarkan diri dengan berjanji akan kembali lagi untuk bisa memastikan bahwa rencana pembelian mobil dinas adalah kebijakan yang salah.

"Kami kecewa dengan tidak ada satupun anggota dewan yang dapat ditemui, oleh karena itu, Kami akan terus melakukan aksi untuk bisa menggagalkan pembelian mobil dinas baru itu," ujar Ketua Umum PMII Cabang Subang, Ade Mahmudin.

Menurut Ade, rencana pembelian mobil dinas baru itu harus dikaji ulang, karena di Kabupaten Subang masih banyak masyarakat yang membutuhkan kebijakan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

"Dengan porsi APBD 70 persen untuk belanja tidak langsung dan 30 persen belanja langsung menunjukan bahwa pemerintah Kabupaten Subang tidak peduli akan nasib rakyatnya," tegas Ade.

Sebelumnya diberitakan, Skertaris DPRD Kabupaten Subang, Abdurakhman membenarkan bahwa ditahun 2013 mendatang DPRD akan mendapatakan tambahan kendaran roda empat jenis Avanza dengan anggaran sebanyak Rp.4,5 milyar. "Dari jumlah anggaran itu, Kita akan peruntukan bagi 18 kendaran roda empat jenis Avanza," ujar Abdurrakhman.
Dari 18 kendaran tersebut, nantinya akan di peruntukan bagi para anggota DPRD Kabupaten Subang yang masih mengunakan kendaran Isuzu Phanter tahun 2004, dimana saat ini dari 50 Anggota DPRD Subang yang masih mengunakan Mobil Iszu Phanter tahun 2014 ada 18 orang.


Adapun realisasi Mobdin DPRD menurut Abdurakhaman akan dilakasanakan sekitar  bulan Juni 2013 mendatang, setelah melalui lelang secara terbuka.


"Untuk saat ini Kami belum bisa menentukan nominal per Mobdin DPRD, karena realisasinya baru akan kita laknasanan sekitar bulan Juni 2013 mendatang, terus harga mobil itu kan fluktuasi," ujarnya.

Saat disinggung mengenai banyaknya keritikan dalam pengadan Mobdin DPRD, Abdurakhman enggan memberikan komentarnya. "Kalau pun ada kritikan, itu bukan ranah Kami untuk menjawab," ujarnya.

Peringati Hari Anti Korupsi Dan HAM, PMII Blokir Jalan




SUBANG- Puluhan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Subang menggelar aksi unjuk rasa terkait peringatan hari Anti Korupsi Sedunia dan Hak Azazi Manusia (HAM) di gedung DPRD Subang, Jl. Dewi Sartika Subang, Selasa (12/12/2012).

Aksi yang diawali dengan pemblokiran jalan Wangsaghparana ini dikawal ketat puluhan aparat yang mengawal jalannya aksi yang sempat kesulitan mengurai kemacetan. Namun aksi pemblokiran jalan ini tidak berlangsung lama karena massa meneruskan aksinya menuju gedung DPRD Subang. Sesampainya di halaman Gedung DPRD, massa membakar ban bekas sebagai simbol reaksi sosial akibat kebijakan yang tidak pro rakyat. Setelah puas berorasi massa meneriakkan yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD karena tidak ada satupun anggota dewan yang ada di dalam kantornya.



"Kemana para wakil rakyat ini. Jika betul tidak ada, kita acak-acak gedung ini dan segel gedung, mobil serta fasilitas lainnya", teriak salah seorang orator dalam orasinya.

Namun, Tidak beberapa lama, salah seorang anggota DPRD subang Beni Rudiono tampak baru hadir di tempat kerjanya. Turun dari kendaraanya, langsung menemui pengunjuk rasa.

Massa PMII tersebut mengkritisi kebijakan DPRD Subang yang beberapa hari lalu mengetuk palu pengesahan APBD 2013 senilai Rp1,5 Triliun. Dana sebesar itu berpotensi untuk dikorupsi oleh tikus-tikus berdasi. Massa PMII mendesak gantung semua pejabat pemakan dana APBD. Sambil
membentangkan spandung yang bertuliskan “Tutup Mulut Dan Katakan TIDAK” massa yang sudah geram ini tidak henti-hentinya mengeluarkan yel-yel kecaman terhadap institusi wakil rakyat tersebut.

“kebijakan itu jelas-jelas telah mengindikasikan terbukanya peluang untuk korupsi. Oleh karena itu dalam refleksi hari anti korupsi ini DPRD harus benar-benar serius dalam menjalankan fungsinya sebagai pengontrol jalannya pemerintahan di Kabupaten Subang ini,” tegas korlap Aksi Saepul Imron.

Masih menurut Imron, dengan perbandingan angka 70:30 % ini jelas akan mempengaruhi kepada terhambatnya pembangunan di Kabupaten Subang. "Kebijakan tidak prorakyat kembali terjadi di Subang, pada APBD 2013 persentase antara belanja lansung dan tidak langsung 30:70 dari Rp1.5 triliun. Dana hanya 30% itu cukup untuk apa? Itu belum disunat, dipotong dan dikorup," tegas Imron.

Sementara itu, Ketua Umum PMII Subang Ade Mahmudin masalah infrastruktur, fasilitas warga dan lainnya menjadi kebutuhan utama warga. Mirisnya, dengan fakta yang ada, hampir setiap tahun persentase belanja langsung pada APBD tidak beranjak di atas 30%.

“Kami menghimbau publik harus mewaspadai dan mengawasi penggunaan anggaran tersebut. Kepada pengguna anggaran, kami meminta tidak menghambur-hamburkan dana APBD. Manfaatkan penggunaan APBD untuk kesejahteraan rakyat dan jangan menghamburkan. Kita juga meminta tindak tegas terhadap pelaku korupsi," tandas Ade.

Selain mengusung Issu korupsi, Massa PMII Subang ini meminta kepada DPRD agar dalam kebijakan-kebijakannya jangan ada unsur yang mengarah kepada penyimpangan-penyimpangan sosial yang berindikasi terhadap pelanggaran Hak Azazi Manusia.

Minggu, 11 November 2012

Ratusan Lilin Menerangi Taman Makam Pahlawan Subang



SUBANG- puluhan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Kabupaten Subang menggelar 1000 lilin untuk pahlawan Indonesia dan refleksi hari pahlawan di taman makam pahlawan yang terletak di Kampung Cidongkol Kelurahan Pasir Karembi, Kecamatan Subang, Minggu/11/12, dini hari kemarin.  

Sambil membawa lilin, puluhan massa tersebut nampak berbaris rapi melangkah pelan diiringi lagu wajib nasional “Gugur Bunga” dan “Syukur” menuju kompleks pemakaman. Derap langkah itu seakan memicu seseorang mahasiswa berteriak lantang membacakan puisi-puisi perjuangan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur. Tak lama kemudian berhenti di sebuah gerbang yang penuh cahaya lilin. Kemudian dengan lirih, sebuah doa dilantunkan. Menghantarkan puluhan mahasiswa itu pada renungan yang terdalam.

Selain itu, aksi teatrikal yang diperagakan oleh massa PMII Subang tersebut, mengundang perhatian banyak masyarakat yang berdesak-desakan ingin menyaksikan lebih dekat. Rasa haru tergambar dari wajah mereka yang menyaksikan aksi tersebut.


Menurut Ketua Umum PMII Cabang Subang Ade Mahmudin, bahwa hal itu merupakan bentuk kepeduliannya terhadap jasa para pahlawan yang telah berjuang membela Bangsa dan Negara.

“Kami datang kesini untuk berziarah. Dimana, sebagai momentum peringatan hari pahlawan tentunya kami ingin memberikan yang terbaik kepada mereka yang telah berjuang untuk Bangsa dan Negara ini dengan lantunan do’a untuk para pahlawan. Semoga mereka mendapatkan tempat yang layak disisi Allah,” papar Ade.

Selain berziarah, lanjut Ade kegiatan ini dijadikan sebagai pesan moral untuk para penerus Negeri ini. dimana, para pahlawan harus benar-benar dijadikan sebagai contoh untuk membangun Negeri.

“Yang terpenting adalah bagaimana pesan-pesan moral ini kami suarakan kepada semua pihak sebagai penerus Negeri ini bahwa eksistensi para pahlawan yang telah gugur di medan juang tentunya harus benar-benar dijadikan contoh untuk semua pihak. Terutama kepada para Pejabat yang cenderung berjuangnya hanya untuk kepentingannya sendiri,” lanjutnya.

Dalam orasi kebangsaannya Ade berharap agar perhatikan nasib para veteran yang sampai saat ini nasibnya masih sangat memprihatinkan.

“Veteran itu aset Negeri, tanpa mereka Negara ini tidak akan merdeka. Untuk itu saya berharap agar Pemerintah hari ini mulai membuka mata agar memperhatikan nasib para Veteran ini dengan memberikan kesejahteraan dan hidup yang layak di hari tuanya,” pungkasnya.

Minggu, 04 November 2012

PMII Dan Banom NU Gelar Baksos



SUBANG- Keluarga Besar Badan Otonom NU menggelar aksi solidaritas peduli korban kebakaran Pondok Pesantren Ibnu Fu’ad Pabuaran dengan menggalang dana di Fly Over Pamanukan, Minggu/ 04/ 11/ 2012.

Aksi ini diikuti oleh puluhan massa yang terdiri dari beberapa badan otonom NU seperti Gerakan Pemuda Ansor, Ikatan Pelajar Putra NU (IPNU), dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Cabang Kabupaten Subang.

Menurut Ketua GP Ansor kabupaten Subang, Asep Alamsyah Heridinata, bahwa kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas terhadap nasib Pondok Pesantren Ibnu Fu’ad Pabuaran yang satu minggu yang lalu mendapatkan musibah kebakaran.

“Ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap nasib Pondok Pesantren tersebut yang satu minggu yang lalu habis tidak tersisa dilalap sijago merah. Mudah-mudahan hasil yang kami dapatkan sekarang ini mampu meringankan beban mereka yang menjadi korban dan bisa menjalankan aktivitas belajar megajar seperti biasanya,” papar Asep.

Di tempat terpisah, hal serupa juga dilakukan oleh puluhan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Subang yang menggelar aksi penggalangan dana di bundaran Wisma Karya dan Pasar Pujasera Subang.

Menurut Ketua Umum PMII Kabupaten Subang, Ade Mahmudin bahwa hal tersebut bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah dilakukannya pengabdian kepada masyarakat.

“Pondok Pesantren Ibnu Fu’ad Pabuaran adalah bagian dari entitas masyarakat. Apalagi didalamnya terdapat banyak siswa dan santri yang sedang menuntut ilmu. Jadi, kami merasa tergerak untuk meringankan beban mereka yang sedang kesulitan. Untuk itu, selain melakukan penggalangan dana, saya instruksikan kepada seluruh kader PMII se kabupaten Subang untuk menyumbangkan pakaian layak pakai yang kemudian kita sumbangkan kepada para korban,” ungkap Ade.

Seperti diketahui, Pondok Pesantren Ibnu Fu’ad yang terletak di Kampung Bangkuang, Desa/Kecamatan Pabuaran Kabupaten Subang ludes terbakar pada hari Senin, 29 Oktober 2012, pukul 03.00 WIB dini hari. Sedikitnya, 12 dari 24 ruang kelas dan asrama ludes terbakar.

Senin, 29 Oktober 2012

POCONG kecam institusi DPRD Subang



SUBANG- Puluhan Massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Subang menggelar aksi unjuk rasa terkait refleksi hari sumpah pemuda ke-84 di Kantor DPRD Subang, Senin/ 29/10/2012.  

Dalam aksi itu mereka melakukan aksi teatrikal dengan membawa "pocong" yang disimbolkan sebagai bentuk tewasnya nurani para Pejabat dan Aparat pemerintahan. Selain itu mereka juga meneriakkan yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD dan menggelar tahlilan dengan kalimat “Laa Ilaaha Illallah, DPRD musuh Allah”.

Mereka menilai, DPRD yang befungsi sebagai pengontrol jalannya birokrasi, sudah gagal dalam menjalankan tugasnya dalam mensejahterakan rakyat. massa menuntut para elit pemerintah itu bertanggung jawab atas nasib yang iderita rakyat.

"Rakyat hari ini tidak butuh bargain pollitik apapun, pembangunan harus segera dilakukan apapun alasannya," kata Ketua Umum PMII Subang Ade Mahmudin.

Dalam aksi "Refleksi Hari Sumpah Pemuda ke-84" itu mereka menuangkan sikapnya dalam 4 tuntutan, yakni lembaga pemerintahan untuk taat konstitusi kembali ke jiwa sumpah pemuda, dan menyediakan lapangan pekerjaan layak untuk pemuda.

Selain itu, mereka juga mendesak segera menuntaskn RAPBD untuk merealisasikan pembangunan dan pro rakyat serta tindak tegas oknum parat yang melakukan tindakan kekerasan terhadap mahasiswa dan pemuda.

Setelah menggelar aksi di DPRD, massa melanjutkan aksinya dengan konvoi menuju Polres Subang. Aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap insiden yang dialami kader-kader PMII Kota Banjar yang menjadi korban refresifitas aparat polres kota banjar.

Dalam aksinya mereka menuntut dan mengutuk keras tindakan represif-kekerasan aparat polres Banjar terhadap massa aksi PMII Kota Banjar. Mereka juga menuntut kepada Kapolres Banjar untuk meminta maaf kepada PMII Kota Banjar dengan dimuat pada media lokal dan nasional selama 7 hari berturut-turut.

“Saya menuntut kepada Polda Jabar untuk mencopot Kapolres Kota Banjar selaku penanggung jawab aparat setempat yang secara langsung melakukan pembiaran atas aksi kekerasan yang dilakukan bawahannya juga menuntut kepada Kapolres Subang untuk mendukung tuntutan kami diatas. Perilaku polres Banjar secara jelas gagalnya institusi polri dalam transformasi kepolisian dalam melakukan reformasi. Lebih baik bubarkan saja institusi kepolisian dan diganti dengan pramuka”. Pungkas Ade.