Tujuan PMII

Tujuan PMII
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Jumat, 25 November 2011

Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Subang Menggelar Kirab Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama 1945




SUBANG - Ribuan massa Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Subang berhamburan turun ke jalan untuk ikut menyambut dan mengibarkan bersama-sama bendera merah putih dan bendera NU saat mengikuti Kirab Resolusi Jihad NU 1945, kamis (24/11).

Antusiasme warga NU ini begitu sangat besar dalam menyambut kibaran bendera-bendera itu disepanjang jalan Pantura, Pamanukan. Bahkan salah seorang diantara ribuan warga NU, Kosim (29) mengungkapkan kepada RAKA akan rasa haru bahkan sampaikan meneteskan air matanya saat menyambut rombongan Kirab Resolusi Jihad NU yang diiringi gema shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

“jujur, saya sangat terharu saat melihat rombongan Kirab Resolusi Jihad ini. Karena, hal ini menyimpan sebuah makna filosofis bahwa perjuangan yang dibangun oleh para Ulama terdahulu sangat mempengaruhi akan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta terus berkomitmen terhadap cita-cita kemerdekaan Bangsa ini,” demikian diungkapkan Kosim.

Kegiatan Kirab Resolusi Jihad NU ini dihadiri oleh beberapa unsur dari Pengurus Besar NU beserta beberapa Badan otonomnya seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Fatayat NU, dan Sarbumusi. Serta dimeriahkan juga dengan dihadirkannya artis nasional Gita KDI.

"Penampilan Gita KDI untuk menghibur jama'ah kirab Resolusi Jihad NU"

Rombongan Kirab Resolusi Jihad yang sebelumnya singgah di PC NU Indramayu ini disambut langsung oleh Koordinator Daerah (Korda) Kirab Resolusi Jihad Kabupaten Subang, Asep Nurhasan dengan diarak oleh kesenian khas Subang sisingaan mulai dari jalan pantura menuju lokasi panggung dihalaman Masjid Al-Mukhlisin, Pamanukan dan disambut dengan kesenian Jaipong serta drum band yang diperagakan oleh siswa siswi SMK Darul Ma’arif Pamanukan.

Prosesi serah terimapun langsung dilakukan antara Korda Kirab Resolusi Jihad Kabupaten Indramayu, yang dipimpin oleh H. Ilik dan diterima oleh Unsur Mustasyar PC NU Kabupaten Subang, KH. Tasrifin AS.

Asep Nurhasan menuturkan bahwa disamping sebagai ajang shillaturrahim dengan kader-kader NU, Kirab Resolusi Jihad ini dimaksudkan untuk mencoba membedah kembali kesadaran masyarakat bahwa peran Ulama dan santri dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Ulama dan santri punya peran besar dalam memperjuangkan keutuhan bangsa ini. Pengorbanan mereka sangat luarbiasa sehingga mampu menggoreskan tinta sejarah hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 1945 disurabaya. Makanya, Surabaya menjadi kota pemula pemberangkatan rombongan Kirab Resolusi Jihad NU yang kemudian
menyambangi setiap daerah-daerah yang yang ahirnya sekarang tiba di Subang,” demikian dikatakan Asep.

Dalam orasi kebangsaan yang disampaikan oleh Koordinator Nasional (Kornas) Kirab Resolusi Jihad NU, KH Imam Nahrowi menuturkan bahwa sejarah itu harus benar-benar dibuka dan jangan ditutup oleh siapapun.

“Dengan resolusi jihad ini kita mengabarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya jawa dan pantura bahwa ada peran sejarah yang sangat luar biasa dari para Ulama NU yang terlupakan oleh bangsa ini. Jika kita lihat di buku-buku sejarah peranan para Ulama NU tidak ada ada. Padahal mereka adalah penopang utama lahirnya hari pahlawan 10 November 1945. Nah, ini yang akan kita kabarkan bahwa peran Ulama itu harus dibuka kembali agar masyarakat dan kaum muda harus tahu terhadap peran Ulama NU itu,” ungkapnya.

Setelah di Subang, lanjut Nahrawi Kirab Resolusi Jihad ini akan dilanjutkan ke Karawang, Bekasi, dan kemudian terakhir finish di Tugu Proklamasi Jakarta pada hari jum’at (hari ini). Dan sebelum acara Kirab resolus Jihad ini ditutup, ribuan massa yang hadir melakukan
penggalangan tanda tangan sepanjang seratus meter sebagai dukungan mereka terhadap Almarhum Abdurrahman Wahid (Gusdur) untuk menjadi pahlawan nasional yang sampai saat ini, gelar pahlawan nasional itu belum diberikan kepada Mantan Presiden RI keempat itu.

"Penggalangan tanda tangan dukungan terhadap Gusdur untuk menjadi Pahlawan Nasional"

“Nanti kita akan menyerahkan bendera NU kepada Prof. DR Said Aqil Siraj Ketua Umum PBNU, dan selanjutnya akan menyerahkan bendera merah putih ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara sekaligus menyampaikan bahwa ada salam dari masyarakat Jawa dan Pantura yang mengharapkan sejarah Resolusi Jihad ini harus betul-betul masuk dalam Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi agar masyarakat bisa belajar dari resolusi jihad ini bahwa Ulama NU mempunyai peran besar untuk menopang kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kita juga akan memberikan sepanduk penggalanan tanda tangan yang diberikan oleh masyarakat sebagai dukungan terhadap Gusdur untuk menjadi pahlawan nasional,” pungkasnya. (ade)


Minggu, 13 November 2011

PMII Subang sesalkan GUSDUR tidak mendapat gelar pahlawan dan menyatakan SBY-Boediono Gagal Total



Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Subang sekitar pukul 10.00 wib melakukan unjuk rasa dibawah jembatan layang Pamanukan, Subang, Kamis (10/11).

Unjuk rasa yang mendapatkan pengamanan ketat dari aparat Polres Subang ini mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat Pamanukan, Subang. Kemungkinan karena mungkin ini hal yang baru di Pamanukan.

Dalam unjuk rasa tersebut, selain dilakukan orasi oleh perwakilan mahasiswa juga pembagian selebaran kepada para pengguna jalan yang melewati dikawasan fly over Pamanukan serta dengan mengacungkan poster yang mereka bawa.

"Unjuk rasa ini sebagai refleksi dari hari pahlawan. Hal ini sangat penting mengingat jasa-jasa para pahlawan begitu besar untuk bangsa ini," ujar Fathurrahman, Ketua Umum PMII Cabang Subang.

Fathur menambhkan, kemerdekaan yang sekarang dirasakan bukan hasil dari pemberian negara lain, tetapi merupakan hasil jerih payah para pahlawan bangsa. Namun, dua tahun pemerintahan SBY-Boediono Bangsa Indonesia belum merasakan adanya perubahan yang berarti.

"Kita lihat fakta dilapangan saat ini kemiskinan masih merajalela, pengangguran terus meningkat, akses pendidikan tersendat, rakyat miskin dilarang sakit karena biaya berobat sangat tinggi," ujar Fathur.

Atas dasar tersebut, PC PMII Kabupaten Subang mengajukan tuntutan yang tertuang dalam 13 tuntutan yang salah satunya adalah menyesalkan GUSDUR tidak masuk dalam penganugerahan Pahlawan Nasional dan mempertanyakan kredibilitas para penilai.

Sedangkan Koordinator Lapangan Aksi, Saepul Imron  mengatakan pihaknya sengaja memilih lokasi unjuk rasa di Pamanukan agar masyarakat Pantura turut mengerti dan dewasa.

PMII Subang Tolak Rencana Pinjaman Rp24,5 M



Dalam aksinya mereka membentangkan atribut di depan gedung DPRD, Jalan Dewi Sartika Subang. Kedatangan mereka mengejutkan anggota DPRD dan pejabat setempat yang hendak melakukan rapat paripurna lanjutan soal KUA-Perubahan.
Pengunjuk rasa menolak rencana Pemkab Subang yang hendak megajukan pinjaman sebesar Rp24,5 miliar untuk menutupi defisit anggaran 2011.


"Subang yang kaya dengan sumber daya alam seharusnya dapat memakmurkan rakyat, ironisnya saat ini malah mengalami defisit. Ini ironis, ini lucu, ini konyol," tegas kordinator aksi Ade Mahmudin, Selasa (8/11/2011).



Rencana pinjaman, kata Ade, berjalan sebaliknya dari yang seharusnya dilakukan pemerintah. Dia menegaskan di saat ribuan warga Subang menjerit kelaparan, rakyat dipaksa membayar utang tersebut.



"Mereka yang menikmati uang rakyat, bahkan mungkin mengkorupnya. Tetap rakyat yang harus menanggung risiko dan membayar utang tersebut," tandasnya.



Aksi massa yang semula digelar di depan pintu masuk DPRD, berhasil diredam setelah ada komunikasi antara pimpinan DPRD dengan pengunjuk rasa. Belasan aktivis sepakat menghentikan orasinya dan mengikuti rapat paripurna.


PMII Subang Sweaping Gedung DPRD


























Subang- Puluhan mahasiswa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Subang. Dalam aksinya mereka men-sweaping kantor Ketua DPRD Atin Supriyatin.




Mahasiswa yang berharap ditemui Ketua DPRD tampaknya sudah kehabisan kesabaran untuk menunggu kedatangan orang nomor satu di institusi wakil rakyat itu. Bahkan saat tiga anggota DPRD yang datang menemui mereka, ditolak menta-mentah.


Mahasiswa yang sudah dibakar emosi, langsung menerobos barisan pengamanan dan masuk ke lantai 2 tempat Ketua DPRD itu berkantor dengan pengawalan aparat. Mereka memeriksa satu persatu ruangan untuk mencari Atin Supriatin. Upaya itu tidak membuahkan hasil, karena Atin tidak ada di tempat.



"Dua lima jigo, dua lima jigo, jadi seratus. DPRD bego, DPRD bego semoga mampus," teriak mahasiswa meneriakan yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD.


"Bubarkan DPRD, karena mereka tidak becus. Mereka hanya omdo, mereka hanya omong doang," teriak lantang Ade Mahmudin yang disambut yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD.

Setelah puas melakukan sweaping untuk mencari Pimpinan DPRD, massa PMII berorasi kembali dan meminta siapa saja anggota dewan yang ada untuk menemui mereka. Akhirnya massa PMII diterima oleh ketua komisi A, Nining W Suherman dan dari fraksi Partai Golkar, Mimin Hermawan. 

Sempat terjadi adu mulut antara Nining dengan Ade Mahmudin. Bahkan keduanya saling menggebrak meja karena Nining merasa terpancing emosinya saat mendiskusikan tuntutan Massa PMII itu. Dan ketegegangan itu dapat dilerai oleh Mimin Hermawan. Dan akhirnya Nining meninggalkan ruangan yang disambut dengan kecaman kecaman terhadap institusi DPRD. "DPRD ko kaya anak kecil," teriak salah seorang demonstrans.

PMII mendesak DPRD bersikap pro-rakyat dalam penyusunan APBD 2012 mendatang. Pasalnya dengan persentase 72:28 pada APBD berlangsung, anggaran negara dihabiskan untuk belanja pegawai. Sementara infrastruktur seperti, jalan raya yang menjadi kebutuhan publik terkesan dikesampingkan




Dalam aksinya, PMII mendesak DPRD bersikap pro-rakyat dalam penyusunan APBD 2012 mendatang. Pasalnya dengan persentase 72:28, anggaran negara dihabiskan untuk belanja pegawai. Sementara infrastruktur seperti jalan raya yang menjadi kebutuhan publik terkesan dikesampingkan.




Usai menyampaikan tuntutan dan melampiaskan kekecewaannya, belasan aktivis PMII ini kemudian membubarkan diri, tanpa diwarnai kericuhan