Tujuan PMII

Tujuan PMII
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Rabu, 28 Desember 2011

PMII Subang dalam menyikapi Hedonisme dan Kerapuhan Karakter Mahasiswa


SUBANG - Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII) Kabupaten Subang menggelar diskusi tentang Hedonisme dan Kerapuhan Karakter Mahasiswa di Sekretariat PMII Subang, Jl. Rancasari Dalam Gang Dukuh III, Pamanukan, Rabu, (28/12).

Diskusi ini sengaja digelar mengingat saat ini Mahasiswa yang tercatat di beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia terlihat seperti seorang yang tidak mempunyai gagasannya sebagai tonggak perjalanan Bangsa
Indonesia. Karakter mahasiswa yang hedonis (bersenang-senang dikampus,red) merupakan ikon yang sering disebut-sebut dalam diskusi ini.

Menurut Ketua Cabang PMII Subang, Fathurrahman bahwa hedonisme Mahasiswa merupakan kabar buruk bagi dunia kampus di Indonesia. Karena hedonisme membawa kesenangan terhadap hal-hal yang bersifat sementara, sehingga orang terjebak untuk tidak mampu bersikap sabar.

“Dewasa ini mahasiswa lebih mencintai tayangan dan hal-hal yang bersifat entertainmen, gosip, jingkrak jingkrak menyaksikan konser musik rock, dan hal-hal yang melemahkan mereka dalam membangun kepribadian mereka sendiri. Dengan keadaan seperti ini, bagaimana seorang Mahasiswa bisa diharapkan ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara?,” ungkapnya.

Budaya hedonis ini lanjut Fathur, sangat berbahaya jika sampai mengarah pada pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.

“Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan bahwa hidup ini hanya
sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. Di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas,” lanjutnya.

Fathur berharap di tengah gemuruh budaya hedonis ini, perlu kiranya menegakkan pendidikan integritas untuk menunjukkan kesatuan sistem yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan.

“Integritas adalah satu kata yang mencakup sejumlah nilai yang kita pegang teguh, dan menjadi pedoman bagi tindakan kita. Pendidikan integritas tak selalu harus berupa mata kuliah tersendiri. Tetapi, justru nilai-nilai integritas yang merupakan pengaruh yang dapat menambah wawasan mahasiswa yang dapat muncul dalam berbagai mata kuliah yang diberikan di dalam perguruan tinggi. Sehingga kedepan seorang Mahasiswa itu  tidak terlalu sibuk dengan tugas-tugasnya yang kemudian bisa melek dengan kondisi keterpurukan yang ada ditengah-tengah masyarakat dan benar-benar mengaplikasikan tridarma perguruan tinggi yang salah satunya adalah pengabdian terhadap masyarakat.,” pungkasnya. (adm)

Senin, 05 Desember 2011

Diskusi Rekayasa Sosial




SUBANG – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Subang menggelar diskusi tentang Rekayasa Sosial di Sekretariat PMII Jalan Gang Dukuh No 3, Desa Rancasari Kecamatan Pamanukan, Senin (5/12).

Kegiatan ini sebagai upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada kader-kader PMII Subang tentang Rekayasa Sosial yang kemudian materi ini mampu diinternalisasikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran dan telaah organisasi PMII.

Diskusi ini dihadiri oleh anggota-anggota PMII Subang perwakilan kader yang tersebar dari beberapa kampus dan perguruan tinggi di Kabupaten Subang yang terdiri dari STAI Miftahul Huda Subang, STKIP Subang, STIE Miftahul Huda Subang, dan Universitas Subang.

Menurut Pemateri diskusi ini, Zainal Abidin yang juga sebagai mantan Ketua Umum PMII Subang menuturkan kepada RAKA, bahwa terkait dengan Rekayasa Sosial, sebagai kader PMII juga  perlu memahami apa yang disebut dengan problem sosial dan problem individu.

“Sebuah proyek Rekayasa Sosial ditetapkan, itu karena adanya kondisi nyata yang tidak seperti apa yang diharapkan. Seperti misalnya ada keinginan kita untuk memiliki sebuah institusi pemerintahan dan system yang betul-betul menegakkan hukum, bebas dari intervensi asing dan mampu mensejahterakan masyarakat. Namun faktanya ternyata system kita adalah mandul dalam penegakkan hukum, selalu diintervensi asing dan gagal dalam mensejahterakan masyarakat. Maka disini ada ketidak sesuaian antara yang yang diharapkan dengan hal yang nyata. Dipandang dari sudut hal yang ideal dan nyata, kondisi real seperti ini yang disebut sebagai sebuah masalah sosial atau problem sosial,” ungkap Zainal.

Sementara menurut Ketua Umum PMII Cabang Subang Subang, Fathurrahman menuturkan bahwa diskusi ini adalah sebagai upaya pemberian pemahaman kepada kader PMII Subang agar dengan Materi Rekayasa Sosial ini mereka mampu membedahnya dalam perspektif telaah organisasi dan diinternalisasikan dengan faham-faham ke PMII an.

“Sampai hari ini banyak ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Untuk itu, dengan diskusi ini diharapkan mampu melahirkan sebuah essensi yang sekiranya bisa diaktualisasikan dalam bentuk nyata. Kedepan, anggota PMII jangan hanya berwacana, tapi harus benar-benar di buktikan dalam bentuk realisasi sebuah refleksi apapun bentuknya,” ungkap Fathur. (ade)

Open Turnamen Futsal



Subang - Kegiatan Open Turnamen Futsal Harapan Bangsa Cup resmi ditutup oleh Anggota DPRD kabupaten Subang, Mimin Hermawan di Gor Bintang Fantasi Pamanukan, Minggu (4/12).

Kegiatan Open Turnamen Futsal ini dilaksanakan oleh LSM Harapan Bangsa Subang yang bekerjasama dengan Kementrian Pemuda Dan Olahraga. Juga didukung oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Subang, Harian Radar Karawang, Radio GSP Pamanukan, dan Kajava Photografy.

Dalam penutupan acara dan penyerahan tropi juara, turut hadir juga Anggota DPRD dari Fraksi Partai Golkar, Mimin Hermawan dan sekaligus sebagai pihak yang menutup kegiatan Open Turnamen Futsal ini.

Dalam sambutannya Mimin menyatakan sangat apresiasi sekali dengan penampilan anak-anak muda subang  yang sampai hari ini sangat kosentrasi terhadap kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan bermakna.

“Ini sangat luar biasa. Apalagi, kegiatan anak-anak muda diisi dengan kegiatan yang positif. Seharusnya, yang harus menggelar kegiatan ini adalah Pemda Subang. Tapi, inilah bukti anak-anak muda yang sangat peduli terhadap apa yang menjadi kemajuan dan tanggung jawab sebagai seorang pemuda,” ungkap Mimin.

Selain menyatakan dukungannya, Mimin berharap agar peran pemuda kedepan harus lebih dioptimalkan dan diupayakan agar anak-anak muda harus bisa mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang positif.

“Justru dengan anak-anak muda yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah sebuah indikasi upaya meminimalisir kenakalan remaja. Ini kan sangat luarbiasa. Daripada harus diisi dengan hal-hal yang negatif. Seperti minuman keras, perkelahian, judi, narkoba dan hal-hal yang tidak ada manfaatnya, lebih baik diisi dengan kegiatan ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Panitia, Asep Alamsyah Heridinata. Bahwa pihaknya sangat bersyukur sekali bisa melaksanakan kegiatan ini berjalan tidak ada halangan yang berarti.

“Alhamdulillah, sejak 3 kemarin kegiatan ini berjalan tidak ada halangan apapun, tidak ada hal-hal yang memicu keributan dan berjalan sesuai dengan rencana. Mudah-mudahan kedepan, LSM Harapan Bangsa kembali mampu mengadkan kegiatan-kegiatan yang lebih manfaat dan lebih bermakna,” ungkap Asep.

Selain menggelar kegiatan ini, lanjut Asep, pihaknya juga akan terus berkomitmen dalam upaya mengoptimalkan peran dan tanggung jawab seorang pemuda.

“Sampai hari ini, hususnya di Kabupaten Subang peran pemuda sepertinya kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Makanya kami mempunyai komitmen untuk mengangkat peran pemuda yang sebenarnya mempunyai kapasitas tersendiri untuk kemajuan kabupaten Subang sendiri. Buktinya, anak-anak tim yang berpartisipasi dalam kegiatan ini semuanya bagus-bagus dan memiliki bakat menjadi tim yang profesional,” lanjutnya. 



Setelah prosesi penutupan, penyerahan tropi juara diberikan kepada tim-tim yang menjadi juara. Untuk juara satu yang dimenangkan oleh Tim Futsal Mutiara Ciasem selain mendapatkan tropi, juga mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 4.000.000 Rupiah. Hadiah ini langsung diberikan oleh Mimin Hermawan. Untuk ranner up yang diraih oleh tim futsal Rizal Cell Mariuk, selain mendapatkan tropi, juga mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 2.000.000 rupiah. Dan juara ketiga yang diraih oleh tim futsal Sumber Air Sukasari, selain mendapatkan tropi, juga mendapatkan uang tunai sebesar Rp. 1.000.000 rupiah. (ade)

Jumat, 25 November 2011

Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Subang Menggelar Kirab Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama 1945




SUBANG - Ribuan massa Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Subang berhamburan turun ke jalan untuk ikut menyambut dan mengibarkan bersama-sama bendera merah putih dan bendera NU saat mengikuti Kirab Resolusi Jihad NU 1945, kamis (24/11).

Antusiasme warga NU ini begitu sangat besar dalam menyambut kibaran bendera-bendera itu disepanjang jalan Pantura, Pamanukan. Bahkan salah seorang diantara ribuan warga NU, Kosim (29) mengungkapkan kepada RAKA akan rasa haru bahkan sampaikan meneteskan air matanya saat menyambut rombongan Kirab Resolusi Jihad NU yang diiringi gema shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

“jujur, saya sangat terharu saat melihat rombongan Kirab Resolusi Jihad ini. Karena, hal ini menyimpan sebuah makna filosofis bahwa perjuangan yang dibangun oleh para Ulama terdahulu sangat mempengaruhi akan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia serta terus berkomitmen terhadap cita-cita kemerdekaan Bangsa ini,” demikian diungkapkan Kosim.

Kegiatan Kirab Resolusi Jihad NU ini dihadiri oleh beberapa unsur dari Pengurus Besar NU beserta beberapa Badan otonomnya seperti Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Fatayat NU, dan Sarbumusi. Serta dimeriahkan juga dengan dihadirkannya artis nasional Gita KDI.

"Penampilan Gita KDI untuk menghibur jama'ah kirab Resolusi Jihad NU"

Rombongan Kirab Resolusi Jihad yang sebelumnya singgah di PC NU Indramayu ini disambut langsung oleh Koordinator Daerah (Korda) Kirab Resolusi Jihad Kabupaten Subang, Asep Nurhasan dengan diarak oleh kesenian khas Subang sisingaan mulai dari jalan pantura menuju lokasi panggung dihalaman Masjid Al-Mukhlisin, Pamanukan dan disambut dengan kesenian Jaipong serta drum band yang diperagakan oleh siswa siswi SMK Darul Ma’arif Pamanukan.

Prosesi serah terimapun langsung dilakukan antara Korda Kirab Resolusi Jihad Kabupaten Indramayu, yang dipimpin oleh H. Ilik dan diterima oleh Unsur Mustasyar PC NU Kabupaten Subang, KH. Tasrifin AS.

Asep Nurhasan menuturkan bahwa disamping sebagai ajang shillaturrahim dengan kader-kader NU, Kirab Resolusi Jihad ini dimaksudkan untuk mencoba membedah kembali kesadaran masyarakat bahwa peran Ulama dan santri dalam memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia ternyata tidak bisa dipandang sebelah mata.

“Ulama dan santri punya peran besar dalam memperjuangkan keutuhan bangsa ini. Pengorbanan mereka sangat luarbiasa sehingga mampu menggoreskan tinta sejarah hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November 1945 disurabaya. Makanya, Surabaya menjadi kota pemula pemberangkatan rombongan Kirab Resolusi Jihad NU yang kemudian
menyambangi setiap daerah-daerah yang yang ahirnya sekarang tiba di Subang,” demikian dikatakan Asep.

Dalam orasi kebangsaan yang disampaikan oleh Koordinator Nasional (Kornas) Kirab Resolusi Jihad NU, KH Imam Nahrowi menuturkan bahwa sejarah itu harus benar-benar dibuka dan jangan ditutup oleh siapapun.

“Dengan resolusi jihad ini kita mengabarkan kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya jawa dan pantura bahwa ada peran sejarah yang sangat luar biasa dari para Ulama NU yang terlupakan oleh bangsa ini. Jika kita lihat di buku-buku sejarah peranan para Ulama NU tidak ada ada. Padahal mereka adalah penopang utama lahirnya hari pahlawan 10 November 1945. Nah, ini yang akan kita kabarkan bahwa peran Ulama itu harus dibuka kembali agar masyarakat dan kaum muda harus tahu terhadap peran Ulama NU itu,” ungkapnya.

Setelah di Subang, lanjut Nahrawi Kirab Resolusi Jihad ini akan dilanjutkan ke Karawang, Bekasi, dan kemudian terakhir finish di Tugu Proklamasi Jakarta pada hari jum’at (hari ini). Dan sebelum acara Kirab resolus Jihad ini ditutup, ribuan massa yang hadir melakukan
penggalangan tanda tangan sepanjang seratus meter sebagai dukungan mereka terhadap Almarhum Abdurrahman Wahid (Gusdur) untuk menjadi pahlawan nasional yang sampai saat ini, gelar pahlawan nasional itu belum diberikan kepada Mantan Presiden RI keempat itu.

"Penggalangan tanda tangan dukungan terhadap Gusdur untuk menjadi Pahlawan Nasional"

“Nanti kita akan menyerahkan bendera NU kepada Prof. DR Said Aqil Siraj Ketua Umum PBNU, dan selanjutnya akan menyerahkan bendera merah putih ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara sekaligus menyampaikan bahwa ada salam dari masyarakat Jawa dan Pantura yang mengharapkan sejarah Resolusi Jihad ini harus betul-betul masuk dalam Kurikulum Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi agar masyarakat bisa belajar dari resolusi jihad ini bahwa Ulama NU mempunyai peran besar untuk menopang kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kita juga akan memberikan sepanduk penggalanan tanda tangan yang diberikan oleh masyarakat sebagai dukungan terhadap Gusdur untuk menjadi pahlawan nasional,” pungkasnya. (ade)


Minggu, 13 November 2011

PMII Subang sesalkan GUSDUR tidak mendapat gelar pahlawan dan menyatakan SBY-Boediono Gagal Total



Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Subang sekitar pukul 10.00 wib melakukan unjuk rasa dibawah jembatan layang Pamanukan, Subang, Kamis (10/11).

Unjuk rasa yang mendapatkan pengamanan ketat dari aparat Polres Subang ini mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat Pamanukan, Subang. Kemungkinan karena mungkin ini hal yang baru di Pamanukan.

Dalam unjuk rasa tersebut, selain dilakukan orasi oleh perwakilan mahasiswa juga pembagian selebaran kepada para pengguna jalan yang melewati dikawasan fly over Pamanukan serta dengan mengacungkan poster yang mereka bawa.

"Unjuk rasa ini sebagai refleksi dari hari pahlawan. Hal ini sangat penting mengingat jasa-jasa para pahlawan begitu besar untuk bangsa ini," ujar Fathurrahman, Ketua Umum PMII Cabang Subang.

Fathur menambhkan, kemerdekaan yang sekarang dirasakan bukan hasil dari pemberian negara lain, tetapi merupakan hasil jerih payah para pahlawan bangsa. Namun, dua tahun pemerintahan SBY-Boediono Bangsa Indonesia belum merasakan adanya perubahan yang berarti.

"Kita lihat fakta dilapangan saat ini kemiskinan masih merajalela, pengangguran terus meningkat, akses pendidikan tersendat, rakyat miskin dilarang sakit karena biaya berobat sangat tinggi," ujar Fathur.

Atas dasar tersebut, PC PMII Kabupaten Subang mengajukan tuntutan yang tertuang dalam 13 tuntutan yang salah satunya adalah menyesalkan GUSDUR tidak masuk dalam penganugerahan Pahlawan Nasional dan mempertanyakan kredibilitas para penilai.

Sedangkan Koordinator Lapangan Aksi, Saepul Imron  mengatakan pihaknya sengaja memilih lokasi unjuk rasa di Pamanukan agar masyarakat Pantura turut mengerti dan dewasa.

PMII Subang Tolak Rencana Pinjaman Rp24,5 M



Dalam aksinya mereka membentangkan atribut di depan gedung DPRD, Jalan Dewi Sartika Subang. Kedatangan mereka mengejutkan anggota DPRD dan pejabat setempat yang hendak melakukan rapat paripurna lanjutan soal KUA-Perubahan.
Pengunjuk rasa menolak rencana Pemkab Subang yang hendak megajukan pinjaman sebesar Rp24,5 miliar untuk menutupi defisit anggaran 2011.


"Subang yang kaya dengan sumber daya alam seharusnya dapat memakmurkan rakyat, ironisnya saat ini malah mengalami defisit. Ini ironis, ini lucu, ini konyol," tegas kordinator aksi Ade Mahmudin, Selasa (8/11/2011).



Rencana pinjaman, kata Ade, berjalan sebaliknya dari yang seharusnya dilakukan pemerintah. Dia menegaskan di saat ribuan warga Subang menjerit kelaparan, rakyat dipaksa membayar utang tersebut.



"Mereka yang menikmati uang rakyat, bahkan mungkin mengkorupnya. Tetap rakyat yang harus menanggung risiko dan membayar utang tersebut," tandasnya.



Aksi massa yang semula digelar di depan pintu masuk DPRD, berhasil diredam setelah ada komunikasi antara pimpinan DPRD dengan pengunjuk rasa. Belasan aktivis sepakat menghentikan orasinya dan mengikuti rapat paripurna.


PMII Subang Sweaping Gedung DPRD


























Subang- Puluhan mahasiswa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Subang. Dalam aksinya mereka men-sweaping kantor Ketua DPRD Atin Supriyatin.




Mahasiswa yang berharap ditemui Ketua DPRD tampaknya sudah kehabisan kesabaran untuk menunggu kedatangan orang nomor satu di institusi wakil rakyat itu. Bahkan saat tiga anggota DPRD yang datang menemui mereka, ditolak menta-mentah.


Mahasiswa yang sudah dibakar emosi, langsung menerobos barisan pengamanan dan masuk ke lantai 2 tempat Ketua DPRD itu berkantor dengan pengawalan aparat. Mereka memeriksa satu persatu ruangan untuk mencari Atin Supriatin. Upaya itu tidak membuahkan hasil, karena Atin tidak ada di tempat.



"Dua lima jigo, dua lima jigo, jadi seratus. DPRD bego, DPRD bego semoga mampus," teriak mahasiswa meneriakan yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD.


"Bubarkan DPRD, karena mereka tidak becus. Mereka hanya omdo, mereka hanya omong doang," teriak lantang Ade Mahmudin yang disambut yel-yel kecaman terhadap institusi DPRD.

Setelah puas melakukan sweaping untuk mencari Pimpinan DPRD, massa PMII berorasi kembali dan meminta siapa saja anggota dewan yang ada untuk menemui mereka. Akhirnya massa PMII diterima oleh ketua komisi A, Nining W Suherman dan dari fraksi Partai Golkar, Mimin Hermawan. 

Sempat terjadi adu mulut antara Nining dengan Ade Mahmudin. Bahkan keduanya saling menggebrak meja karena Nining merasa terpancing emosinya saat mendiskusikan tuntutan Massa PMII itu. Dan ketegegangan itu dapat dilerai oleh Mimin Hermawan. Dan akhirnya Nining meninggalkan ruangan yang disambut dengan kecaman kecaman terhadap institusi DPRD. "DPRD ko kaya anak kecil," teriak salah seorang demonstrans.

PMII mendesak DPRD bersikap pro-rakyat dalam penyusunan APBD 2012 mendatang. Pasalnya dengan persentase 72:28 pada APBD berlangsung, anggaran negara dihabiskan untuk belanja pegawai. Sementara infrastruktur seperti, jalan raya yang menjadi kebutuhan publik terkesan dikesampingkan




Dalam aksinya, PMII mendesak DPRD bersikap pro-rakyat dalam penyusunan APBD 2012 mendatang. Pasalnya dengan persentase 72:28, anggaran negara dihabiskan untuk belanja pegawai. Sementara infrastruktur seperti jalan raya yang menjadi kebutuhan publik terkesan dikesampingkan.




Usai menyampaikan tuntutan dan melampiaskan kekecewaannya, belasan aktivis PMII ini kemudian membubarkan diri, tanpa diwarnai kericuhan